Waktu 5 tahun bisa kita pandang dari dua sisi yang berbeda. Bila diibaratkan 5 tahun untuk usia seorang insan, 5 tahun adalah masa anak-anak yang belum mempunyai banyak daya, maka seringlah kita sebut sebagai balita, didunia belum lama, hanya lima tahun. Pun begitu dengan Kabupaten Pangandaran yang saat ini tengah berulang tahun yang kelima kalinya.
Merajut Mimpi
Bila menelisik pada tagline yang sering digembor-gemborkan, Pangandaran adalah sebuah kabupaten dengan visi menjadi Kabupaten Pariwisata Berkelas Dunia. Sebuah mimpi yang besar yang tengah dirajut oleh segenap elemen di Pangandaran. 5 Tahun rasanya menjadi waktu yang terlalu singkat untuk mewujudkan mimpi itu, apakah sudah tercapai? jika pendapat pribadi saya adalah Belum. Pariwisata berkelas dunia bukalanlah hal yang mudah dan seperti membalikan telapak tangan, butuh modal besar, butuh semangat tinggi dan juga kesadaran yang merata. Namun mimpi itu bukan yang mustahil dan yakin bisa terwujud.
Pembangunan di Pangandaran memang sedang gencar-gencarnya, tugu-tugu menjadi pemandangan baru di Pangandaran, begitupun dengan taman-taman yang nampak asri dibeberapa wilayah, jalan-jalan dipelosok juga sudah mengeras seiring dengan dibetonnya jalan-jalan kabupaten. Pertanyaannya apakah ada impact secara langsung untuk pariwisata berkelas dunia? jika saya ditanya, jawabannya ada, tapi belum signifikan. Pembangunan-pembangunan yang ada sekarang menurut saya lebih berdampak pada "membahagiakan" warga Pangandaran. Secara langsung, taman dan tugu tidak berdampak signifikan mendatangkan pelancong dari seluruh dunia.
Jika melihat pada rencana pembangunan, Pangandaran memang terus berbenah. Saya yakin jika sesuai dengan rencana seperti pembenahan pantai, pembenahan destinasi wisata, pembenahan transportasi darat, pengembangan transportasi udara dan dibangunnya pelabuhan di Parigi akan ber-impact signifikan kepada mimpi pariwisata berkelas dunia.
Kurang Promosi Wisata
Sebenarnya kurang pas jika menyebut kurang, tetapi lebih tepatnya belum terencana dengan baik menurut saya. Saya pernah mendengar perkataan seseorang, namun saya lupa apakah dari Bupati atau dari kepada dinas, bahwa promosi-mah nanti, sekarangmah bebenah dulu. Satu sisi ada benarnya, namun disisi lain terkadang momentum untuk mempromosikan wisata Pangandaran bisa terlewat jika menunggu keseluruhan pembenahan yang dilakukan.
Kembali lagi ke belum terencananya promosi, promosi yang ada lebih bersifat sporadis dan berjalan sendiri-sendiri. Pemerintah promosi dengan gayanya (baca: Ikut Pameran, Cetak Panduan Wisata, Flayer), Tour Operator dengan strateginya sendiri-sendiri. Kompepar dengan caranya sendiri, Himpunan Pemandu dengan gayanya sendiri, Hotel dengan gayanya sendiri. Akhirnya informasi yang sampai kepada calon pengunjungpun seporadis pula. Semua promosi yang dilakukan dengan susah payah bisa hilang seketika ketika ada sebuah media yang memberitakan negatif tentang Pangandaran dan menjadi viral, seperti bencana dan yang lainnya. Hal ini terlihat sebagai bukti tidak adanya perencanaan dan koordinasi yang menyeluruh.
Peran Pangandaran Tourism Information Center
Perencanaan yang baik dan koordinasi yang baik dari semua pihak yang di lead oleh Pemerintah seharusnya membentuk sebuah rencana besar untuk promosi, termasuk pemanfaatan TIC secara maksimal. Gedung mentereng itu sudah seharusnya dimanfaatkan sebagaimana mestinya, tentu bukan hanya sebagai "front-office" untuk tanya-tanya Pangandaran, tetapi menjadi pusat dimana berbagai promosi dilakukan.
Promosi yang dilakukan saat ini tentu harus adaptive dengan perkembangan jaman, harus dievaluasi apakah efektif membuat media cetak kemudian disebar di hotel-hotel di kota? ataukah harus memanfaatkan media lain? tentu hal ini akan muncul bila semua stakeholder pariwisata berkumpul, menyamakan persepsi, visi dan juga semangat.
Wisata Berkelas Dunia
Menjadi Kabupaten wisata berkelas dunia bukan hal yang mustahil tentunya, dan itu sangat mungkin mengingat Pangandaran sudah cukup dikenal, hanya tinggal bagaimana supaya "brand" berkelas dunia itu menguat hingga siapapun akan ingin ke Pangandaran, bukan sehari dua hari saja, tetapi bisa berlama-lama di Pangandaran. Mimpi itu akan terwujud apabila kesadaran dari seluruh masyarakat timbul, budaya buang sampah sembarangan yang berkurang, pedagang yang tidak mencekik pengunjung dengan harga yang mahal, hotel dengan service excelent-nya yang tetap ramah lingkungan, nelayan yang sadar betul akan pentingnya pariwisata dan seluruh elemen masyarakat sadar bahwa Pangandaran bercita-cita menjadi Kabupaten Pariwisata berkelas dunia. Jadi apapun yang dilakukan, apapun yang dibuat tujuannya satu yaitu "menduniakan" wisata Pangandaran. (Photo by wahyudewipermatasari)