SMS Premium pernah mengalami masa Boom sekitar tahun 2004-2005, kala itu berbagai konten dikirimkan dalam format teks (SMS) maupun Multimedia (MMS). Tidak sedikit Content Provider (CP) yang meraup milyaran rupiah setiap bulannya dari subscriber.
Lanjut, Subscriber ini didapat dari berbagai cara seperti Acara TV, flyer hingga SMS Blasting. Acara TV mendominasi source utama subscriber, dengan iming-iming hadiah yang besar. Cukup ketik REG-GOSIP kirim ke 6288, nanti setiap hari akan ada SMS masuk berisi gosip bersamaan dipotong pulsa.
adisumaryadi
14 menit
Teknologi ini sangat sederhana terlihat, hanya menggunakan SMS. Seingat saya metodenya ada MO dan MT, saya lupa singkatannya, tapi intinya operator punya 2 metode memotong pulsa, potong diawal atau potong setelah SMS terkirim.
Selain untuk konten, SMS Premium juga digunakan untuk banyak layanan lain seperti Polling Audisi di acara TV, Donasi dan Zakat dan yang lainnya.
Saya pernah membantu lebih dari 5 Lembaga Amil Zakat, prinsipnya sama, donasi lewat potong pulsa. Misalnya INFAQ10 untuk 10rb, INFAQ20 untuk 20rb. Nanti potongannya kalau tidak salah tidak 10rb, tapi lebih karena ada biaya Administrasi/Biaya CP dan potongan operator.
SMS Premium akhirnya makin kurang populer, selain teknologinya mulai ditinggalkan, SMS Premium menyimpan banyak masalah, seperti sulitnya subcriber untuk berhenti hingga setiap isi pulsa selalu habis, bahkan ada CP nakal yang seolah kasih talangan dulu, begitu isi pulsa langsung habis kesedot.
BRTI (Badan Regulasi Teknologi Informasi) saat itu membuat banyak aturan ketat tentang SMS Premium, banyak CP bertumbangan, termasuk banyak LAZ yang berhenti menggunakan teknologi ini, dan support saya di SMS Premium pun berhenti :)