Suatu hari saya ditanya oleh teman diskusi saya disuatu tempat, apa sih yang akan menjadi "obrolan" serius orang-orang teknologi di Indonesia khususnya untuk beberapa waktu mendatang. Jawaban seenaknya saya saat itu bahwa teknologi di Indonesia akan mengarah kepada 3 hal besar yaitu Big Data, Mobile dan Fintech. Kenapa jawaban saya seperti itu?
Mari coba kita tilik kembali beberapa fakta yang ada saat ini, pertama, big data. Istilah ini sudah sering kita dengar saat ini, bagaimana tidak, secara tidak sadar kita sudah menjadi bagian darinya. Marketplace portal di Indonesia adalah salah satu pihak yang secara sengaja mengumpulkan data tentang kita, tentang anda dan tentang siapapun yang bergabung didalamnya, mereka akan mencatat kebiasaan kita, cara bagaimana kita berbelanja dan yang lain sebagainya dan akhirnya mereka bisa menerapkan strategi bisnis yang tepat. Mungkin jangan terlalu jauh, saat kita menggunakan aplikasi android, google secara sengaja mencatat aktiitas kita seperti bagaimana kita mencari sesuatu, bagaimana kita berjalan menggunakan google maps dan berbagai aplikasi lainnya dan jangan kaget suatu saat Google pun akan terus mengeluarkan aplikasi dan services yang membuat kita semakin "lengket" dengan Google.
Adalah hal yang menurut saya lumrah ketika perusahaan Tiongkok mulai mengakuisisi banyak perusahaan khususnya yang berbasis data di Indonesia, anggaplah perusahaan ride sharing dan marketplace. Khusus untuk marketplace, pernahkah anda membayangkan ketika suatu saat mereka mengirim berbagai produk "made in china" yang sudah mereka pelajari sebelumnya dari kebutuhan, kebiasaan dan keinginan orang indonesia?
Selain Big Data, hal yang kedua yang akan menjadi dasar-dasar teknologi di Indonesia adalah Fintech atau Financial Technology, teknologi-teknologi yang berkembang mendukung berbagai kebutuhan finansial. Fintech akan membuat semuanya lebih mudah, cashless dan mengikat. Salah satu yang paling hangat adalah diberlakukannya seluruh gerbang tol otomatis alias dibayar menggunakan uang elektronik (electronic money) seperti Mandiri EMoney, Flash dari BCA dan yang lainnya. Terbaru, situs Online Travel Agent (OTA) terbesar di Indonesia Traveloka membuka TravelokaPay, sejenis virtual account yang bisa menampung uang virtual kita, sebelumnya ada BukaDompet dari Bukalapak, Gopay dari Gojek, termasuk PayTren.
Fintech semakin bisa menggurita bila masuk di komunitas-komunitas kecil, bila anda sesekali jajan di Pusat kuliner di samping Jakarta Convention Center, anda tidak bisa membeli makanan secara cash, tetapi harus menggunakan kartu yang di topup di cashir. Memang dibuat lebih mudah, tetapi model seperti ini memungkinkan pengelola untuk "meminjam" dana yang tidak di-refund di cashir saat di kartu masih ada sisa, sayangnya saya tidak mencoba untuk refund dan apakah kartu jadi milik kita atau tidak. Bayangkan bila model seperti ini masuk di komunitas sekolah, kampus dan yang komunitas-komunitas lainnya.
Mobile, adalah hal ketika yang menjadi terpenting di masa depan teknologi di Indonesia. Ada pepatah dari orang-orang IT bahwa kalau tidak ada versi Mobile-nya berarti teknologinya ketinggalan. Tidak semuanya benar memang, tetapi adanya memang begitu. Berbagai layanan saat ini harus bisa diakses secara mobile, bisa dipasang instant di handphone-hanphone canggih milik masyarakat Indonesia saat ini.
Jadi menurut saya, saat ini 3 hal besar itu akan menghiasi berbagai teknologi, startup dan inovasi-inovasi yang ada di Indonesia, bila anda mulai berfikir untuk membuat sesuatu, saya pikir anda harus memasukan minimal 1 hal tadi. Semoga menginspirasi.