Perang Cyber, Perang Masa Depan
Perang Dunia pertama dan kedua memang sudah berakhir, namun banyak orang memprediksikan bahwa perang akan terus berlanjut, hanya saja perang kali ini tidak mengharuskan seorang prajurit untuk membawa senjata dan juga mengendari tank-tank tempur dan juga pesawat penghancur melainkan sebuah perang yang memanfaatkan kecanggihan teknologi khususnya teknologi internet. Diperkirakan dimasa mendatang, semua infrastruktur terhubung dengan jaringan internet bahkan untuk infrastruktur stategis. Dalam film Die Hard yang terakhir saja digambakan bagaimana seorang hacker mampu mengendalikan lampu lalulintas hingga membuat kekacauan dijalan, membajak jaringan stasion televisi hingga bisa melakukan siaran dari manapun hingga masuk kedalam jaringan vital seperti pusat komando militer hingga jaringan rahasia sebuah Negara.
Perang cyber akan terjadi oleh banyak hal, bisa dari perseteruan nyata yang terjadi dunia nyata dan berujung pada saling serang didunia maya yang kemudian perang seperti ini disebut sebagai perang cyber atau cyberwar. Masih ingat dalam benak kita beberapa waktu yang lalu ketika terjadi ketegangan antara Indonesia dan Malaysia sehingga terjadi saling serang di dunia maya dengan melakukan deface terhadap kedua belah pihak, situs situs pemerintahan Malaysia kontan menjadi bulan-bulanan komunitas underground Indonesia, pun sebaliknya ada situs milik Indonesia yang menjadi korban deface orang Malaysia.
Hal lain yang dapat menyebabkan perang cyber adalah rasa ketidakpuasan, rasa kebencian suatu komunitas di Negara tertentu terhadap suatu kebijakan Negara lain. Komunitas underground Indonesia pernah melakukan deface besar-besaran kepada situs-situs milik Israel sebagai bentuk perlawanan terhadap keputusan Israel untuk menyerang Negara Arab. Baru-baru , Perdana Menteri Israel Binyamin Netanyahu mengumumkan berdirinya badan publik untuk menghadapi kemungkinan Cyberwar yang dilancarkan oleh hacker Arab terhadap Israel yang bertujuan untuk menonaktifkan fasilitas strategis yang dimiliki Israel.
Netanyahu menyebutkan bahwa serangan terhadap jaringan pengendalian fasilitas strategis benar-benar bisa melumpuhkan Israel, menekankan bahwa bahaya ini bisa mengancam Israel secara serius di masa depan.
Netanyahu memperingatkan bahwa serangan tersebut dapat mempengaruhi listrik, air, komunikasi, kartu kredit dan sektor transportasi, mengatakan bahwa semua sektor penting di Israel telah terkomputerisasi, yang menempatkan mereka pada risiko
Situs Wikileaks yang ramai beberapa waktu yang lalu yang melakukan blowup besar-besaran tentang rahasia dari berbagai Negara ternyata didukung oleh hacker-hacker yang siap melakukan perang cyber. Hacker-hacker anonimus pendukung Wikileaks bergerilya di dunia maya menyerang pihak-pihak yang menghalau kerja Wikileaks. Mereka yang diancam oleh hacker antara lain situs Paypal, Visa, Mastercard, bank Swiss, bahkan situs jejaring sosial twitter. Hacker yang mendeklarasikan perang cyber ini menjuluki dirinya "hacktivists".
Akhir-akhir ini, Pejabat Iran melaporkan bahwa negaranya diserang oleh worm baru yang dijuluki Stars. Serangan cyber ini diumumkan oleh Gholam Reza Jalali, direktur di lembaga Passive Defense Organization di Iran dan dinilai didalangi oleh para musuh Iran. Stars sendiri adalah virus kedua yang menyerang negara Iran, setelah Stuxnet yang menghantam negara itu pada bulan September. Stuxnet konon dirancang khusus untuk mengobrak abrik fasilitas nuklir di negara tersebut.
Unjuk kekuatan ternyata tidak hanya terjadi pada perang-perang real, pada dunia cyber juga banyak Negara yang melakukan unjuk kekuatan dengan melakukan penyerangan kepada Negara lain, semisal China yang disebuat Amerika serikat sering melakukan serangan-serangan ke jaringan rahasia amerika.
Biasanya Perang Cyber selalu dijadikan media bertempur juga saat terjadi invasi satu negera ke Negara lain, kemampuan cyber digunakan untuk melemahkan musuh dari sisi teknologi sehingga memungkinkan untuk melumpuhkan, mencuri strategi bahkan mengendalikan infrastruktur perang yang terhubung dengan jaringan computer, akan lebih luar biasa lagi apabila sampai dapat menguasai jaringan satelit yang merupakan pusat dari jaringan, selain itu Perang Cyber juga bisa berjalan dengan sendirinya tanpa ada kontak fisik antara kedua belah pihak yang berperang, biasanya perang ini ditandai dengan saling berkirim worm, virus hingga melakukan serangan-serangan langsung kepada jaringan penting.