Teknologi Informasi
Mengenal Istilah Hacker Versus Cracker

Mengenal Istilah Hacker Versus Cracker

Oleh | Jum'at, 27 Mei 2011 22:39 WIB | 9.461 Views 2011-05-27 22:39:44

Penggunaaan computer hampir disemua aspek kehidupan menimbulkan kehidupan social baru sebagai implikasi dari sebuah keterbukaan apalagi setelah internet muncul dan menjadi bagian dalam masyarakat modern. Salah satu implikasi yang timbul dari perkembangan teknologin computer adalah munculnya hacker dan cracker. Banyak orang yang tidak tahu perbedaan mendasar antara hacker dan cracker sehingga menyebut kegiatan yang tidak lajim dalam dunia computer dan cenderung negative adalah ulah hacker.

Hacker muncul pada awal tahun 1960-an diantara para anggota organisasi mahasiswa Tech Model Railroad Club di Laboratorium Kecerdasan Artifisial Massachusetts Institute of Technology (MIT). Kelompok mahasiswa tersebut merupakan salah satu perintis perkembangan teknologi komputer dan mereka beroperasi dengan sejumlah komputer mainframe. Kata hacker pertama kali muncul dengan arti positif untuk menyebut seorang anggota yang memiliki keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer yang lebih baik dari yang telah dirancang bersama. Kemudian pada tahun 1983, analogi hacker semakin berkembang untuk menyebut seseorang yang memiliki obsesi untuk memahami dan menguasai sistem komputer. Pasalnya, pada tahun tersebut untuk pertama kalinya FBI menangkap kelompok kriminal komputer The 414s yang berbasis di Milwaukee AS. 414 merupakan kode area lokal mereka. Kelompok yang kemudian disebut hacker tersebut dinyatakan bersalah atas pembobolan 60 buah komputer, dari komputer milik Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering hingga komputer milik Laboratorium Nasional Los Alamos. Salah seorang dari antara pelaku tersebut mendapatkan kekebalan karena testimonialnya, sedangkan 5 pelaku lainnya mendapatkan hukuman masa percobaan.

Kemudian pada perkembangan selanjutnya muncul kelompok lain yang menyebut-nyebut diri hacker, padahal bukan. Pekerjaan kelompok ini adalah selain membobol sebuah system tapi juga merusaknya, menghapusnya bahkan mencurinya, kemudian kelompok ini disebut dengan istilah cracker. Munculnya gejala social baru inilah sehingga Kepolisian Republik Indonesia khususnya membentuk sebuah satuan khusus yaitu unit CyberCrime yang bertugas menangani kejahatan cyber.

Perbedaan Hacker dan Cracker

Hacker adalah sebutan untuk mereka yang memberikan sumbangan yang bermanfaat kepada jaringan komputer, membuat program kecil dan membagikannya dengan orang-orang di Internet.

Hacker disini artinya, mencari, mempelajari dan mengubah sesuatu untuk keperluan hobi dan pengembangan dengan mengikuti legalitas yang telah ditentukan oleh developer game. Para hacker biasanya melakukan penyusupan-penyusupan dengan maksud memuaskan pengetahuan dan teknik. Rata - rata perusahaan yang bergerak di dunia jaringan global (internet) juga memiliki hacker. Tugasnya yaitu untuk menjaga jaringan dari kemungkinan perusakan pihak luar "cracker".

Cracker adalah sebutan untuk mereka yang masuk ke sistem orang lain dan cracker lebih bersifat destruktif, biasanya di jaringan komputer, mem-bypass password atau lisensi program komputer, secara sengaja melawan keamanan komputer, men-deface (merubah halaman muka web) milik orang lain bahkan hingga men-delete data orang lain, mencuri data dan umumnya melakukan cracking untuk keuntungan sendiri, maksud jahat, atau karena sebab lainnya karena ada tantangan. Beberapa proses pembobolan dilakukan untuk menunjukan kelemahan keamanan sistem.

Beberapa Kasus Hacking

Kita sering menjumpai kasus-kasus hacking diluar negeri dengan begitu hebatnya, mulai dari pencurian data hingga pengrusakan pada perangkat seperti Game Console hingga handphone. Di Indonesia sendiri kasus hacking sudah cukup banyak, masih terlintas di ingatan kita ketika Deni Firmansyah, seorang konsultan Teknologi Informasi di Jakarta berhasil membobol situs milik Komilisi Pemilihan Umum yang saat itu sedang melakukan tabulasi nasional secara online. Deni berhasil mengganti nama-nama partai peserta pemilu dengan nama unik seperti Partai Jambu, Partai Kolor Ijo dan yang lainnya dengan menggunakan SQL Injection.

Kasus pembobolan situs Kepolisian Republik Indonesia beberapa waktu yang lalu juga bahkan masih hangat diingatan kita, seseorang berhasil mendeface atau mempermak beberapa halaman di situs utama POLRI dengan pesan yang mengatas namakan agama tertentu. Hal tersebut tidak hanya dilakukan kepada POLRI saja melainkan kepada situs LEMHAMNAS dan juga Pertamina.


Baca atau Download PDF Adi Sumaryadi - Bicara IT dan Internet

#






Mungkin anda tertarik menonton video tentang Mau Jadi Orang IT? Inilah Peta Jalan atau Roadmap yang Harus Ditempuh

Teknologi Informasi Lainnya
Mengenang Kejayaan SMS Premium!
Senin, 27 Mei 2024 18:41 WIB
Mengenang Kejayaan SMS Premium!