Televisi sejak kelahirannya sudah menjadi salah satu media yang paling
banyak digunakan oleh orang, bahkan diawal tahun 2000, banyak sekali stasiun
televisi baik lokal maupun nasional bermunculan. Kesemua stasiun televisi itu
umumnya dapat disaksikan melalui pesawat televisi dengan teknologi UHF, Satelit
atapun kabel. Model broadcast yang dipakaipun masih satu arah dimana sebuah
Televisi akan menyajikan program atau acara yang mau tidak mau harus ditonton
oleh pemirsanya berikut dengan iklan yang tersisip didalamnya. Ada perkembangan
teknologi mememungkinkan kita bisa interaktif dengan televise yang sedang kita
tonton, teknologi itu bernama IPTV atau Internet Protocol Television.
Teknologi Dasar
IPTV merupakan layanan televisi berbasis internet protokol (IP) yang
menggunakan jaringan kabel sebagai penghantarnya. Konsep IPTV berbeda dari
siaran TV melalui kabel atau satelit karena didistribusikan melalui IP.
Video streaming merupakan teknologi dasar penyusun dari IPTV, bisa bersifat
live yang merupakan broadcast dari sebuah acara yang sedang berlangsung atapun
bersifat ondemand dimana penonton dapat meminta dan memilih program yang sudah
disediakan. Sebagai sebuah video streaming, IPTV akan berjalan normal dan ideal
menggunakan internet broadband dengan minimum kecepatan 4 mbps. Biasanya IPTV
akan dipasangkan menggunakan infrastruktur
DSL (Digital
Subscriber Line) ataupun ADSL (Asymmetric digital subscriber line).
Sebuah layanan IPTV dapat dinikmati apabila unsur-unsur penyusunnya
sudah ada yaitu server yang merupakan gudang content yang nantinya akan
direquest oleh penonton menggunakan perangkat client dan infrastruktur jaringan
internetnya itu sendiri.
Layanan IPTV
Beberapa layanan yang umum dan sudah berkembang di
teknologi IPTV antara lain adalah:
- Broadcast/Live TV, yaitu layanan siaran televisi yang
dipancarkan oleh stasiun-stasiun televisi umum dan juga sebuah acara-acara
khusus yang telah deprogram sebelumnya, penonton dapat menikmati layanan ini
seperti layanan TV berbayar yang ada sekarang.
- Video and Music on Demand, yakni suatu siaran video dan musik
berdasarkan permintaan penonton. Layanan ini biasanya adalah layanan berbayar,
dimana penonton akan memilih video dan musik yang ingin diputar, selanjutnya
akan mengurangi nilai simpanan penonton sebelum video tersebut dimainkan. Setiap video
dan musik yang dibayar, akan mempunyai periode waktu tertentu untuk dapat
diputar. Setelah periode waktu berakhir, penonton harus membayar kembali agar
dapat memutar video dan musik tersebut. Namun tentunya model penarifan
tergantung operator sebagai penyelengara layanan.
- News on Demand, yaitu layanan siaran berita sesuai permintaan penonton.
User dapat memilih siaran suatu berita tertentu yang ingin dilihat, selanjutnya
sistem IPTV akan memutar siaran yang dipilih tersebut.
- Game Online, bagi
sebagai operator IPTV yang sudah ada layanan ini memungkinkan untuk dijalankan,
apalagi set top box sebagai pesawat penerima layanan tidak terpaku pada sebuah
vendor, bahkan Xbox pun dapat digunakan untuk menjalankan layanan IPTV.
- Home Shopping,
layanan ini yang tidak dapat ditemukan dilayanan televisi yang ada saat ini
dimana penonton dapat memesan sebuah barang yang umumnya berupa makanan,
biasanya operator akan bekerjasama dengan layanan kurir atapun restaurant
khusus yang menyediakan layanan antar makanan.
Kelebihan IPTV
Penggunakan jaringan dalam tekenlogi IPTV membuat layanan ini memiliki
lebih banyak kelebihan. User lebih mudah diverifikasi, bisa disediakan digital
rights management (DRM) dan electronic program guide (EPG) serta
chanel dan konten bisa disesuaikan.Sistem IP yang menyediakan metode universal
konektifitas dua arah, membuat IPTV bisa menyediakan konten lebih interaktif.
Oleh sebab itu, IPTV dinilai bisa sebagai sarana siaran masa depan.
IPTV mampu
berkembang pesat beberapa tahun terakhir, didorong oleh investasi perusahaan
telekomunikasi karena lebih murah dari segi biaya dibandingkan bentuk siaran
konvensional. Selain itu operator juga berusaha untuk mengeksploitasi pasar baru.
Perkembangan
pesat IPTV didukung oleh pertumbuhan internet broadband. Lembaga Light Reading
Insider menghitung ada 4,5 juta perangkat set top box untuk IPTV yang terjual
di Eropa dan Amerika Utara dan jumlahnya terus bertambah. IPTV juga menjadi fenomena global. Terutama di Asia
Pasifik karena tumbuh pesat dengan lebih dari 3 juta pelanggan IPTV dan menjadi
pasar terdepan pada 2008.
Kekurangan IPTV
Jika melihat pada
infrastruktur yang ada sudah dipastikan bahwa harga yang akan didapat oleh
penonton sebagai enduser saat ini masih relatif mahal mengingat infrastruktur
di Indonesia yang ada belum semuanya support untuk jaringan kabel broadband.
Selain itu kewajiban untuk membeli set top box juga menjadi kendala user untuk
lebih murah mendapatkan layanan ini dengan maksimal.
Di Indonesia,
layanan IPTV masih terhitung baru dan bahkan regulasi dari pemerintahpun belum
sepenuhnya dapat dijalankan mengingat biaya yang sangat besar yang harus
dikeluarkan oleh Operator untuk menggelar layanan IPTV walaupun ada operator
yang sudah mencoba menggalar layanan ini. Namun demikian perkembangan IPTV
sebagai media penyiaran masa depan akan terus berkembang dan kemungkinan besar
akan segera dapat dinikmati dengan mudah dan murah layaknya kita menonton
televise sekarang ini.