Ada polisi, sekolah tinggi-tinggi, tapi di lapangan kerjanya mukulin orang.
Nyata-nyata kalau masyarakat lokal menolak pembangunan, ada yang salah dalam perencanaan.
Tapi ketika mereka demo, dilawan dengan pukulan dan pentungan.
Ada juru bicara presiden, sekolah tinggi-tinggi keluar negeri.
Ketika terjadi tabrakan beruntun, ngomongnya terjadi sebelum presiden lewat.
Ya terang atuh, masalahnya andai presiden gak lewat jalan tol itu, apa akan terjadi kecelakaan?
Seharusnya, tidak usah pake ilmu ngeles-ngeles segala. Minta maaf ke pihak keluarga dan dengan berani mengakui, ada yang keliru dalam hal penghentian lalu lintas di jalan tol.
Ada sineas, sekolah tinggi-tinggi, juga keluar negeri.
Pulang, bikin film jelangkung. Bukannya mencerdaskan masyarakat, malah mengajarkan tahayul.
Yang lain bikin Buruan Cium Gue, atau yang baru-baru Virgin.
Aduh biyuung... Terus, di negeri orang belajar apa?
Ada anggota DPR, sekolah tinggi-tinggi. Eh, waktu sidang berkelahi.
Memang kalo udah mental tawuran, gak di sekolah gak di ruang sidang, maunya berantem.
Ada menteri, sekolah tinggi-tinggi.
Giliran ditanya tentang pendidikan nasional, jawabnya akan menghapuskan seragam sekolah.
Masalah seragam, itu ibarat panu di tubuh orang yang sakit jantung. Banyak hal dalam pendidikan yang harus dicermati; kurikulum, buku, kualitas guru, gedung sekolah dan lain-lain. Pake seragam atau tidak, itu hanya bumbu.
Amerika, sekolah gak pake seragam, maju.
Jepang, pake seragam, pintar.
Ada mahasiswa akuntansi, mau selesai dari sekolah yang tinggi. Tapi frustasi.
Masalahnya, ketika praktek disebuah kantor, ia diminta mengemplang pajak supaya kantor bisa bayar sedikit. Stress, lama belajar, kok disuruh jadi penjahat.
Ada karyawan, yang gajinya tinggi, dapat bonus, sebentar lagi mo naek gaji lagi, mosok disuruh kerja eh lha dhalahh...., koq malah maen internet mulu kayak gini.....!!??
Maunya apa seeech..???
cik mikir atuh de.. mikir...! ini teh tempat kerja bukan tempat chating