Ada satu pertanyaan yaitu Apakah masih banyak yang seperti itu di Negara kita? Jawabannya pasti "tergantung". Saya termasuk anak yang besar seperti sibolang, sejak kecil, tempat bermain dan tumbuh besar yaitu sawah,sungai,muara dan laut. Gedung SD saya hanya sekitar 800 meteran dari laut dan muara, jadi kalau sedang istirahat tidak jarang justru berenang. Kalau hari libur tiba, pilihan yang cukup jitu adalah pergi ke sungai, cari ikan, kerang atau hanya sekedar berenang. Wah...gak kebayang asyiknya walaupun sering mengalami kejadian yang mengerikan misalkan terseret arus pantai, hampir tenggelam, menginjak pasir muara yang "mebes" (Apa yah bahasa indonesianya) dan sebagainya. Tapi ternyata hal yang paling menarik adalah dimana setelah selesai berenang mata selalu merah dan rambut acak-acakan karena berenang didaerah payau (Campuran asin dan tawar), hal ini yang harus ditutupi karena biasanya setelah sampai dirumah suka dimarah-marah supaya jangan berenang terus.
Kisahnya persis seperti dalam "Si Bolang", yang senang bermain Baren, Pecak Lele, Buat Egrang, Adu Gendong dan yang lainnya. Apakah anak sekarang masih ada yang seperti itu? sepertinya susah carinya. Memang terkadng ada benarnya ketika anak harus belajar, bimbel dan aktivitas lainnya, tapi kadang-kadang kalau tidak diimbangi dengan hal seperti sibolang kayaknya kasihan, gak kebayang anak sekarang gak tau Egrang dan permainan tradisional yang lain. Justru mereka saat ini lebih dekat dengan yang namanya Playstasion sepakbola daripada sepakbola asli, lebih suka playstasion balap daripada balap sepeda beneran.
Kisah kecil memang menarik, banyak pengalaman, pengalaman berkelahi dengan teman di sungai, saling tolong menolong saat mau tenggelam, cerita nyuri kelapa muda, mancing ikan ditambak orang lain, sepertinya kisah-kisah itu hanya akan menjadi dongeng sebelum tidur bagi anak-anak kita (Kayak punya anak aja). Bagaimana menurut pendapat anda?