Marah memang sesuatu yang tidak diperbolehkan oleh siapapun kecuali untuk urusan-urusan tertentu, apalagi sampai berkelahi, namun sepertinya nasehat itu tidak menjadi sebuah landasan oleh beberapa program televisi yang notabene memberikan hiburan untuk masyarakat. Marah seringkali seolah-olah menjadi tontonan yang menarik apalagi kalau sampai berkelahi. Seolah-olah acara itu tidak akan menarik jika klimaksnya tidak dibarengi dengan marah dan sepertinya penontonpun sangat terhibur akan hal itu.
Hampir semua reality show yang tayang di beberapa tv nasional membuat saya ngeri, bagaimana tidak, marah dan bertengkar seolah-olah menjadi jalan akhir penyelesaian sebuah masalah. Misalnya reality show yang mengangkat "pertolongan" untuk mencarikan orang yang telah lama hilang, setelah ketemu ada saja konflik yang muncul sehingga menyebabkan salah satu pihak marah, begitu juga show yang mengangkat "orang kesekian", tidak asyik sepertinya kalau ada tidak ada marah. Seakan ketika sudah sampai pada klimaks acara kata "Saatnya marah dan saatnya bertengkar" itu diucapkan. Itu semua reality show yang mengambil latar dilapangan langsung, benar atau tidak kasusnya wallahualam.
Jika latar lapangan akan sangat mungkin seseorang mudah marah hingga berkelahi, ternyata reality show yang di take dari dalam sebuah studiopun tidak jauh dari masalah yang namanya marah. Saya kebetulan pernah melihat sebuah acara yang dipandu oleh seseorang yang paling jenius membuat sebuah ide reality show, niatnya baik yaitu menyatukan sebuah keluarga yang hampir bercerai, ternyata sama marah sering sekali terjadi. Begitupula dengan sebuah acara yang dipandu aktor terkenal yang pernah membuka aurat dengan mudah didepan kamera, judulnya memang curahan hati, tapi ternyata curhat tidak selalu lembut, ketika didatangkan pihak terkait selalu ada bertengkar hingga berkelahi.
Semua tontonan itu selayaknya harus sudah diperbaiki jika ingin anak-anak kita lebih baik dikemudian hari, seperti sedikit sekali acara yang memandu bagaimana menyelesaikan masalah dengan musyawarah dan saling intropeksi, saling memaafkan dan menjunjung tinggi nilai sebuah kekeluargaan. Satu hal yang mendasar yang menyebabkan acara itu tidak begitu mendidik adalah masalah rating,iklan dan uang. Sudah dipastikan akan sangat sulit sebuah acara yang terlihat lempeng karena klimaks dari masalah adalah sebuah solusi yang patut dicontoh. Tapi saya yakin sekali, para kreatif di negeri ini pasti akan berfikir keras bagaimana menciptakan sebuah acara yang sangat menghibur tapi tetap mendidik. Semoga mimpi ini akan terwujud, Amiin