Namanya Sumarmo
Sebagian namanya ada di nama saya hingga saat ini, hari-hari sebelum Ramadhan adalah masa dimana selalu sangat rindu beliau, apalagi di jum'at terakhir. Nama yang begitu sangat sederhana namun begitu powerfull terdengar, Su-mar-mo.
Wajahnya akan selalu ada dalam kehidupanku, maklum saja, saya sudah lupa wajah ibu kandungku yang jauh-jauh hari mengahadap Ilahi, jauh sebelum aku mengenal cara menghitung perkalian menggunakan jari. Waktu yang sama dengan kepergian Bapa, hanya beberapa hari jelang Ramadhan.
"Ang sehat?" SMS yang begitu sering muncul dari layar handphoneku, dan bisa ditebak, itu SMS dari Bapak, sms yang seperti template siap dikirimkan setiap saat.
Sosok itu yang mengajarkanku banyak hal, cerita tentang kehidupan yang begitu getir yang dialaminya. Cerita pedih bagaimana rumahnya runtuh tertimpa pohon yang roboh akibat dimakan burung pelatuk, cerita bagaimana ingin hidup dengan mengangkut kelapa puluhan butir sekali angkut, cerita bagaimana berjuang sekolah hingga SLTA dengan jerih payah sendiri dan begitu banyak cerita lainnya yang membuat tak terbendungnya air mata mengalir.
Semoga bapak bahagia di alam sana, berharap bertemu dengan Mama pula