Om Apud, begitulah kira-kira namanya sering dipanggil, dan nyatanya branding dirinyapun dengan istilah Om Apud, karena saya mengidentikan kata Om itu dengan Paman atau Mang dalam bahasa sunda atau jawa maka saya memanggilnya, Mang Apud . Kenal dengan beliau saat masih sama-sama berfaktifitas di lingkungan Daarut Tauhiid Bandung. Om Apud berada di MQ Media dan saya di MQ IT. Setelah diterpa ujian tahun 2006 akhir, banyak teman-teman yang memutuskan untuk mencari "tantangan" baru diluar Daarut Tauhiid, salah satunya adalah teman saya yang satu ini, Apud Saepudin atau Mang Apud.
Sebelum memutuskan untuk menerima tantangan baru sebagai bagian dari Sygma Corporation (kalau tidak salah dulunya adalah Syamil). Mang Apud menjadi bagian dari MQ Media, sebuah perusahaan di lingkungan Daarut Tauhiid yang memproduksi Majalah MQ, tepatnya saya tidak tau Mang Apud bagian apa di MQ Media, yang pasti kantor kami hanya terhalang tembok dengan ketebalan sekitar 25 cm, tetapi kami menggunakan Masjid yang sama, Toilet yang sama dan oksigen bersama-sama di Jl. Gegerkalong Girang Baru. Seperti halnya saya, Mang Apud sering menjalankan tugas sebagai "petugas" dalam apel pagi, saya lupa disebut apa acaranya yang digelar setiap pagi itu.
Lewat tahun 2006 dan lama setelahnya saya tak mendengar kabar tentang Mang Apud, hingga suatu hari sebuah pekerjaan mempertemukan kami, ya saya berkesempatan membuat website SygmaPublishing, tempat dimana Mang Apud bekerja. Dari situlah komunikasi kembali terjalin.
Branding dan Branding
Setelah lama tidak mengetahui aktifitasnya, saya baru mengetahui bila Mang Apud saat itu fokus dalam bidang Marketing Komunikasi (Markom) di lingkungan Sygma. Saya melihatnya Mang Apud begitu "betah" di Sygma, saya pikir saat itu karena budaya, kebiasaan dan nilai-nilai yang diterapkan di Sygma mirip dengan yang ada di MQ Corporation. Selain itu, ternyata ada beberapa teman-teman yang dulu di MQ juga ikut mencari tantangan di Sygma.
Setelah terjun di dunia marketing komunikasi, Mang Apud lebih sering berbicara tentang "Branding", ya, sebuah upaya untuk membuat citra sebuah diri, sebuah perusahaan semakin baik. Selain bertugas untuk mem-branding Sygma dan segala produknya di luar sana, saya mendengar bahwa mang Apud saat ini membantu banyak orang untuk lebih care terhadap "branding" pribadi, istilahnya sering disebut sebagai Personal Branding.
Usia saya yakin tidak terpaut jauh dari Mang Apud, yang pasti beliau lebih tua dari saya :). Hal inilah yang membuat saya nyaman berkomunikasi dengan Mang Apud, sesekali bercanda dengan canda satir yang memang hanya bisa dilakukan oleh orang yang lama kenal dan saling memahami, sesekali berbagi hal-hal baru untuk menambah wawasan dari dunia masing-masing. Mang Apud memang ramah orangnya, senang berdiskusi dan humble. Kalau dari anda yang membaca tulisan ini kenal dengan beliau, pasti anda merasakannya.
Selain aktif di Sygma, mang Apud juga aktif dikomunitas Ayo Mengaji Setiap hari dan One Day One Juz (kalau tidak salah), sempat terpikir bersama untuk membuat sebuah "project akhirat", namun hingga saat ini belum terlaksana. Sygma memang hingga saat ini masih identik dengan Al Quran, begitu pula aktifitas yang dilakukan Mang Apud.
Saya tidak kenal dengan keluarganya karena memang belum pernah bertemu, hanya sesekali saja melihat foto-foto keluarganya menghiasi timeline facebook saya. Yang pasti, Mang Apud telah berkeluarga :), jadi jangan percaya kalau beliau bilang "bujang". Semoga Allah memberikan kesehatan selalu untuknya dan memudahkan segala urusannya. Aamiin.