Suatu ketika saya berkesempatan untuk pulang ke Pangandaran, sebuah kampung halaman yang sangat saya cintai. Ketika itu saya mendapat kabar bahwa tetangga kami, namanya Purnomo dan biasa saya panggil dengan panggilan Pak Pur. Sedih sekali rasanya karena saat ini beliau sudah mulai hilang ingatan, senyum sendiri walaupun tak ada teman. Penyebabnya adalah karena sering dijebak oleh teman-temannya di Pantai untuk minum-minuman keras dan memakai narkoba. Suatu ketika ada ibu-ibu tetanggaku sedang berkumpul dan selidik punya selidik sedang membicarakan Pak Pur, namun alangkah kagetnya orang yang sedang dibicarakan muncul tiba-tiba dan dengan kepedeannya langsung berkata.
"Hai pasti sedang ngomongin aku yah, aku gak gila kok"
Ibu-ibu bersikeras mengemukakan alasan bahwa sebenarnya Pak Pur sudah gila, dengan menyebutkan ciri-cirinya, seperti senyum sendiri, ngaku-ngaku punya uang banyak hingga mengumpulkan barang-barang rongsok, yang parahnya lagi barang-barang itu disimpan digudang kebunku yang kebetulan bersebelahan dengan rumahnya.
Seketika itu tiba-tiba adzan terdengar dari mesjid RT-ku yang sedang direnovasi, adzan khas serak-serak basah oleh pa Mudakir, entah dapat ide dari mana tiba-tiba Pak Pur berkata kembali.
"Hai ibu-ibu adzan tuh..sholat-sholat, kalian kan wajib sholat, kalau aku kan gak wajib kan orang gila...hahahaha"
Sejenak saya tertawa karena lucunya apa yang diucapkan Pak Pur karena bertolak belakang dengan pembelaan sebelumnya, namun kemudian saya merenungi, pantaskah kita disebut sebagai orang gila karena kita sering lalai sholat dan bahkan tertinggal sholat, jangankan berangkat kemesjid, sholat sendiri pun tidak pernah. Hingga saya menyimpulkan jikalau kita tidak ingin sholat maka segeralah menjadi orang gila dengan kata lain rajin-rajinlah kita sholat kalau kita tidak ingin disebut orang gila.
Wallahualam bissowab, Mudah-mudahan bermanfaat.