Seperti memancing ikan, umpan yang digunakan ini benar-benar premium, terbuat dari bahan yang mahal, bahkan lebih mahal dari iklan yang akan diumpannya, tujuannya cuma satu, yaitu berharap iklan tertarik untuk memakannya, namun ujungnya malah menjadi malapetaka untuk si ikan. Begitulah kiranya saya menggambarkan apa itu Clickbait.
Menurut Wikipedia, Umpan klik (clickbait) adalah suatu istilah peyoratif yang merujuk kepada konten web yang ditujukan untuk mendapatkan penghasilan iklan daring, terutama dengan mengorbankan kualitas atau akurasi, dengan bergantung kepada tajuk sensasional atau gambar mini yang menarik mata guna mengundang klik-tayang (click-through) dan mendorong penerusan bahan tersebut melalui jejaring sosial daring. Tajuk umpan klik umumnya bertujuan untuk mengeksploitasi "kesenjangan keingintahuan" (curiosity gap) dengan hanya memberi informasi yang cukup membuat pembaca penasaran ingin tahu, tetapi tidak cukup untuk memenuhi rasa ingin tahu tersebut tanpa mengklik pada tautan atau pranala yang diberikan.
Mungkin anda pernah menemukan judul-judul artikel yang begitu bombastis bertebaran di timeline facebook anda, atau berbagai judul bombastis untuk video-video di Youtube, itulah yang disebut sebagai clickbait, bila anda melanjutkan untuk membaca dan ternyata harapan anda akan isi yang sesuai dengan judul tidak dirasakan maka makin menegaskan bila itu clickbait.
Di negeri Indonesia (+62), ratusan mungkin bahkan ribuan artikel dan video yang diproduksi dan diberi judul clickbait, parahnya, karena rendahnya tingkat literasi, akhirnya hanya melihat jadi judul saja sudah bisa berkomentar keras, berkomentar yang tidak menggunakan aturan bahkan merendahkan satu sama lainnya, padahal bila dibaca secara lengkap atau ditonton sampai akhir akan disadari bahwa judul tidak sesuai dengan konten yang disajikan.
Beberapa waktu lalu saya membuat sebuah video di youtube yang saya beri judul "Prabowo Salip Jokowi, Perhitungan versi Kawal Pemilu" (sudah saya ganti judulnya), secara nyata judul tersebut sebenarnya biasa saja namun memang sedikit clickbait. Bila anda sudah menonton videonya anda baru sadar bahwa dalam video Prabowo Salip Jokowi hanya sehari dan berdasarkan prakiraan yang saya buat justru tetap menang jokowi, sayangnya banyak yang tidak menonton sampai akhir, akhirnya berkomentar aneh-aneh.
Begitulah Indonesia memang, yakinlah tulisan atau video kita akan gampang "disambar" oleh calon penonton apabila kita membuat judul yang "sesuai" dengan kesukaan mereka. Sebagai contoh anda membuat konten untuk orang yang sedang mencari kerja maka ketika anda menulis artikel yang berjudul, "Anak lulusan SMA ini hasilkan 25 juta dalam seminggu" akan langsung disambar atau lebih ekstrimnya membuat video yang "memenangkan Prabowo" untuk pendukung prabowo dan "memenangkan Jokowi" untuk pendukung Jokowi akan membuat video anda cepat disambar, namun kembali lagi, mau untuk apa buat video yang hanya sekedar mendapatkan banyak views?
Clickbait dan pembaca clickbait sudah ibarat supply and demand, para pemproduksi clickbait terus memproduksi hal semacam itu karena permintaannya cukup tinggi. Akhirnya akan bermuara pada budaya literasi itu sendiri, semoga negeri ini bisa meningkatkan kembali budaya literasinya. Aamiin. (sumber foto thedailystar.net)
Sudah, sudah..sudah..