Nama Jhony Indo sudah tidak asing di telinga saya, bukan karena sering mendengar di televisi, tetapi waktu kecil memang saya sering mendengar cerita pelariannya dari Almarhum Bapak. Katanya saat Jhony Indo kabur dari Nusakambangan, ia bersembunyi di Majingklak, Kecamatan Kalipucang, Pangandaran. Benarkah?
Sekilas tentang Jhony Indo
Johny Indo awalnya dikenal sebagai perampok toko emas di Jakarta dan sekitarnya pada era tahun 1970an yang dilakukan pada siang hari bersama kelompoknya Pachinko (Pasukan China Kota). Aksi paling terkenal Johnny Indo adalah merampok toko emas di Cikini, Jakarta Pusat, pada 1979.
Johny Indo berhasil ditangkap di Sukabumi setelah kelompok Pachinko lebih dulu ditangkap. Johny Indo kemudian dijatuhi hukuman penjara 14 tahun dan dijebloskan ke penjara Nusakambangan. Namun baru tiga tahun menjalani hukuman, ia dan gerombolan berjumlah 34 orang berusaha melarikan diri dari Nusa Kambangan, tetapi kemudian ia berhasil ditangkap setelah bertahan selama 12 hari.
Ia sempat bermain dalam sejumlah film yang salah satunya mengangkat kisah dirinya dalam film Johny Indo pada tahun 1987. Sisa hidupnya diisi dengan berdakwah. Setelah bertaubat dan mengganti namanya menjadi Umar Billah, ia menjadi pribadi yang lembut dan santun. Informasi terakhir yang saya dapatkan, menjelang akhir hanyatnya Ia kembali memeluk agama Kristen mengikuti keyakinan Istrinya.
Jhony Indo dan Majingklak
Saya hingga saat ini masih penasaran tentang pelarian Jhony Indo yang begitu fenomenal, bagaimana tidak, saat kecil saya belum ada Internet seperti sekarang saya sering mendengar ceritanya. Saya coba googling terus, nanti kalau pulang ke Pangandaran dan ke Majingklak saya akan coba tanya-tanya lagi. Majingklak dan nusakambangan bagi saya memang tidak asing, saat kecil dulu, sebelum ibu meninggal, ibu sering bawa saya ke Cilacap melalui pelabuhan Majingklak menyusuri selat nusakambangan. Sempat juga saya diajak berobat ke Nusakambangan.
Lalu benarkah Jhony Indo pernah ke Majingklak?
Sebuah artikel dari Gatra menyebutkan di Segara Anakan, terdapat sebuah kampung bernama Kampung Laut, saya pernah juga mendengarnya tapi belum pernah kesana. Kampung Laut sangat dekat dengan denyut nafas kehidupan para napi di Nusakambangan. Sebab, dengan pendangkalan Segara Anakan, jarak antara Nusakambangan dan Kampung Laut makin tahun makin mendekat. Ketika Johny Indo melarikan diri dari Permisan, ia dan kawan-kawannya pun tertangkap tepat ketika hendak menyeberang ke Kampung Laut.
Penduduk Kampung Laut punya banyak cerita tentang napi pelarian yang lolos melewati desa mereka. "Pada suatu malam di awal 1980-an," kata Gunawan, 55 tahun, salah satu mubaligh di grumbul-grumbul Segara Anakan, "Seorang laki-laki asing tiba-tiba muncul di kampung ini." Dengan tubuh basah kuyup, laki-laki itu mengaku sebagai pelaut yang kapalnya karam.
Setelah meminta makanan dan baju sekadarnya, laki-laki asing itu pamit meneruskan perjalanan ke Majingklak, Jawa Barat, 20 kilometer arah barat Kampung Laut. Baru belakangan, ketika sipir LP Nusakambangan datang, penduduk Kampung Laut sadar bahwa laki-laki asing itu adalah pelarian dari Nusakambangan.
Dari sinilah saya meyakini, memang Jhony Indo pernah ke Majingklak Kalipucang Kabupaten Ciamis saat itu dan sekarang menjadi Kabupaten Pangandaran.